Jumat, 25 Maret 2011

tak ada pilu lagi

akhirnya aku telah berhasil melewati masa kesulitanku dalam menghapus pikiran tentang dirimu.Kau jiwa beserta ragamu sudah tak tersisa dalam hati,semuanya telah musnah tanpa jejak luka sedikitpun yang tergores,melambangkan bahwa aku bisa sepenuhnya bernafas meski tanpa dirimu dan kini yabg biasanya setiap malam aku berbagi tangis dengan seorang sahabat dan cerita panjang lebar tentangmu kini sudah tak lagi ada malam yang seperti itu, semuanya sunyi dan damai tanpa keluh kesah ku pada sahabat, apakah sahabatku merindukan cerita tentangmu?? kuharap TIDAK!!!dan aku berkata "Hei sahabat aku sudah benar" bisa dan mampu melupakan nya terimakasih telah menjadi pendengar setiaku :* dan terimaksih sudah mau berbagi celotehanku meski rasanya bagimu semua itu tak penting tapi aku butuh tempat untuk menampung segala risau dan kini kau baik"lah sahabat". Karna aku sudah kemvbali ceria! juga berkat dirimu.
Kini harap-harap cemas tentangnya sudah tak menghantui aku lagi. cukup sekian kisah ini dan perih ini ku bagi denganmu sahabat
thanks so MUCH :') :* ...

Kata hati



Tiada guna ku menangis, tiada guna ku memikirkanmu,tiada apapun yang ku dapatkan saat aku mengingatmu. Sekarang kau pergila!! bahagialah bersama duniamu karna aku akan bergembira bersama kebebasanku . Denngarlah aku tak akan mengngagumimu lagi dan dengarlah aku tak akan menginginkanmu lagi, cukup batinku tersiksa,sudahlah lelah ini kurasa aku ingin bahagia dengan bebas tanpa beban aku ingin terbang jauh meninggalkan bayang-bayang wajahmu . Biarlah kau membalikan badanmu dan teruslah berjalan lurus menuju kabut kelam itu! hingga aku tak dapat melihatmu jangan pernah kembali,jangan pernah kembali lagi boy!! dan jangan berdiri atau menampakkan dirimu di tempat diman aku bisa melihatmu JANGAN PERNAH!!
Karna aku sudah tenang dengan hidupku yang seperti ini tanpa hadir sosog MU ..:')

Rabu, 23 Maret 2011

Sasando


Sasando adalah sebuah alat instrumen petik musik. Instumen musik ini berasal dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Secara harfiah nama Sasando menurut asal katanya dalam bahasa Rote, sasandu, yang artinya alat yang bergetar atau berbunyi. Konon sasando digunakan di kalangan masyarakat Rote sejak abad ke-7. Bentuk sasando ada miripnya dengan instrumen petik lainnya seperti gitar, biola dan kecapi.
Bagian utama sasando berbentuk tabung panjang yang biasa terbuat dari bambu. Lalu pada bagian tengah, melingkar dari atas ke bawah diberi ganjalan-ganjalan di mana senar-senar (dawai-dawai) yang direntangkan di tabung, dari atas kebawah bertumpu. Ganjalan-ganjalan ini memberikan nada yang berbeda-beda kepada setiap petikan senar. Lalu tabung sasando ini ditaruh dalam sebuah wadah yang terbuat dari semacam anyaman daun lontar yang dibuat seperti kipas. Wadah ini merupakan tempat resonansi sasando.[1]

Reog Ponorogo

Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.
Daftar isi

• 1 Sejarah
• 2 Pementasan Seni Reog
• 3 Kontroversi
• 4 Catatan dan referensi
• 5 Lihat pula
• 6 Pranala luar

Sejarah
Pada dasarnya ada lima versi cerita populer yang berkembang di masyarakat tentang asal-usul Reog dan Warok [1], namun salah satu cerita yang paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan pada masa Bhre Kertabhumi, Raja Majapahit terakhir yang berkuasa pada abad ke-15. Ki Ageng Kutu murka akan pengaruh kuat dari pihak rekan Cina rajanya dalam pemerintahan dan prilaku raja yang korup, ia pun melihat bahwa kekuasaan Kerajaan Majapahit akan berakhir. Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan dimana ia mengajar anak-anak muda seni bela diri, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan lagi kerajaan Majapahit kelak. Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan maka pesan politis Ki Ageng Kutu disampaikan melalui pertunjukan seni Reog, yang merupakan "sindiran" kepada Raja Bra Kertabumi dan kerajaannya. Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun perlawanan masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Reog.
Dalam pertunjukan Reog ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai "Singa Barong", raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabumi, dan diatasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa yang menyimbolkan pengaruh kuat para rekan Cinanya yang mengatur dari atas segala gerak-geriknya. Jatilan, yang diperankan oleh kelompok penari gemblak yang menunggangi kuda-kudaan menjadi simbol kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit yang menjadi perbandingan kontras dengan kekuatan warok, yang berada dibalik topeng badut merah yang menjadi simbol untuk Ki Ageng Kutu, sendirian dan menopang berat topeng singabarong yang mencapai lebih dari 50kg hanya dengan menggunakan giginya [2]. Populernya Reog Ki Ageng Kutu akhirnya menyebabkan Kertabumi mengambil tindakan dan menyerang perguruannya, pemberontakan oleh warok dengan cepat diatasi, dan perguruan dilarang untuk melanjutkan pengajaran akan warok. Namun murid-murid Ki Ageng kutu tetap melanjutkannya secara diam-diam. Walaupun begitu, kesenian Reognya sendiri masih diperbolehkan untuk dipentaskan karena sudah menjadi pertunjukan populer diantara masyarakat, namun jalan ceritanya memiliki alur baru dimana ditambahkan karakter-karakter dari cerita rakyat Ponorogo yaitu Kelono Sewondono, Dewi Songgolangit, and Sri Genthayu.
Versi resmi alur cerita Reog Ponorogo kini adalah cerita tentang Raja Ponorogo yang berniat melamar putri Kediri, Dewi Ragil Kuning, namun ditengah perjalanan ia dicegat oleh Raja Singabarong dari Kediri. Pasukan Raja Singabarong terdiri dari merak dan singa, sedangkan dari pihak Kerajaan Ponorogo Raja Kelono dan Wakilnya Bujanganom, dikawal oleh warok (pria berpakaian hitam-hitam dalam tariannya), dan warok ini memiliki ilmu hitam mematikan. Seluruh tariannya merupakan tarian perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Ponorogo, dan mengadu ilmu hitam antara keduanya, para penari dalam keadaan 'kerasukan' saat mementaskan tariannya [3] .
Hingga kini masyarakat Ponorogo hanya mengikuti apa yang menjadi warisan leluhur mereka sebagai pewarisan budaya yang sangat kaya. Dalam pengalamannya Seni Reog merupakan cipta kreasi manusia yang terbentuk adanya aliran kepercayaan yang ada secara turun temurun dan terjaga. Upacaranya pun menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orang awam untuk memenuhinya tanpa adanya garis keturunan yang jelas. mereka menganut garis keturunan Parental dan hukum adat yang masih berlaku.
Pementasan Seni Reog

Reog Ponorogo
Reog modern biasanya dipentaskan dalam beberapa peristiwa seperti pernikahan, khitanan dan hari-hari besar Nasional. Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu tari kuda lumping. Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu.
Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar,
Adegan dalam seni reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi. Disini selalu ada interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih dipentingkan dalam pementasan seni reog adalah memberikan kepuasan kepada penontonnya.
Adegan terakhir adalah singa barong, dimana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat topeng ini bisa mencapai 50-60 kg. Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi. Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diproleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan tapa.
Kontroversi
Tarian sejenis Reog Ponorogo yang ditarikan di Malaysia dinamakan Tari Barongan[4]. Tarian ini juga menggunakan topeng dadak merak, yaitu topeng berkepala harimau yang di atasnya terdapat bulu-bulu merak. Deskripsi dan foto tarian ini ditampilkan dalam situs resmi Kementrian Kebudayaan Kesenian dan Warisan Malaysia.
Kontroversi timbul karena pada topeng dadak merak di situs resmi tersebut terdapat tulisan "Malaysia",[5][6] dan diakui sebagai warisan masyarakat dari Batu Pahat, Johor dan Selangor, Malaysia. Hal ini memicu protes berbagai pihak di Indonesia, termasuk seniman Reog asal Ponorogo yang menyatakan bahwa hak cipta kesenian Reog telah dicatatkan dengan nomor 026377 tertanggal 11 Februari 2004, dan dengan demikian diketahui oleh Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia.[7] Ditemukan pula informasi bahwa dadak merak yang terlihat di situs resmi tersebut adalah buatan pengrajin Ponorogo.[8] Ribuan seniman Reog sempat berdemonstrasi di depan Kedutaan Malaysia di Jakarta.[9] Pemerintah Indonesia menyatakan akan meneliti lebih lanjut hal tersebut.[7]
Pada akhir November 2007, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Zainal Abidin Muhammad Zain menyatakan bahwa Pemerintah Malaysia tidak pernah mengklaim Reog Ponorogo sebagai budaya asli negara itu. Reog yang disebut “Barongan” di Malaysia dapat dijumpai di Johor dan Selangor, karena dibawa oleh rakyat Jawa yang merantau ke negeri tersebut [10].

Tari Pendet


Penari pendet memegang bokor tempat bunga yang akan ditaburkan.
Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura, tempat ibadat umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi "ucapan selamat datang", meski tetap mengandung anasir yang sakral-religius. Pencipta/koreografer bentuk modern tari ini adalah I Wayan Rindi (? - 1967).
Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, dewasa maupun gadis.
Tarian ini diajarkan sekedar dengan mengikuti gerakan dan jarang dilakukan di banjar-banjar. Para gadis muda mengikuti gerakan dari para wanita yang lebih senior yang mengerti tanggung jawab mereka dalam memberikan contoh yang baik.
Tari putri ini memiliki pola gerak yang lebih dinamis daripada Tari Rejang yang dibawakan secara berkelompok atau berpasangan. Biasanya ditampilkan setelah Tari Rejang di halaman pura dan biasanya menghadap ke arah suci (pelinggih) dengan mengenakan pakaian upacara dan masing-masing penari membawa sangku, kendi, cawan, dan perlengkapan sesajen lainnya.

Rumah Adat Banjar

Rumah Bubungan Tinggi
Rumah Banjar adalah rumah tradisional suku Banjar. Arsitektur tradisional ciri-cirinya antara lain mempunyai perlambang, mempunyai penekanan pada atap, ornamental, dekoratif dan simetris.
Rumah tradisonal Banjar adalah type-type rumah khas Banjar dengan gaya dan ukirannya sendiri mulai sebelum tahun 1871 sampai tahun 1935. Pada tahun 1871 pemerintah kota Banjarmasin mengeluarkan segel izin pembuatan Rumah Bubungan Tinggi di kampung Sungai Jingah yang merupakan rumah tertua yang pernah dikeluarkan segelnya. [1]Umumnya rumah tradisional Banjar dibangun dengan ber-anjung (ba-anjung) yaitu sayap bangunan yang menjorok dari samping kanan dan kiri bangunan utama karena itu disebut Rumah Baanjung. Anjung merupakan ciri khas rumah tradisional Banjar, walaupun ada pula beberapa type Rumah Banjar yang tidak ber-anjung. Tipe rumah yang paling bernilai tinggi adalah Rumah Bubungan Tinggi yang biasanya dipakai untuk bangunan keraton (Dalam Sultan). Jadi nilainya sama dengan rumah joglo di Jawa yang dipakai sebagai keraton. Keagungan seorang penguasa pada masa pemerintahan kerajaan diukur oleh kuantitas ukuran dan kualitas seni serta kemegahan bangunan-bangunan kerajaan khususnya istana raja (Rumah Bubungan Tinggi). Dalam suatu perkampungan suku Banjar terdiri dari bermacam-macam jenis rumah Banjar yang mencerminkan status sosial maupun status ekonomi sang pemilik rumah. Dalam kampung tersebut rumah dibangun dengan pola linier mengikuti arah aliran sungai maupun jalan raya terdiri dari rumah yang dibangun mengapung di atas air, rumah yang didirikan di atas sungai maupun rumah yang didirikan di daratan, baik pada lahan basah (alluvial) maupun lahan kering.
Daftar isi
• 1 Jenis-jenis Rumah Adat Banjar
• 2 Sejarah dan Perkembangan Rumah Adat Banjar
o 2.1 Rumah Adat Banjar di Kalteng dan Kaltim
o 2.2 Kondisi Rumah Adat Banjar
• 3 Bagian dan Konstruksi Rumah Tradisonal Banjar
o 3.1 Pondasi, Tiang dan Tongkat
o 3.2 Kerangka
o 3.3 Lantai
o 3.4 Dinding
o 3.5 Atap
o 3.6 Ornamentasi (Ukiran)
• 4 Pengaruh Sistem Religi dan Sistem Pengetahuan
• 5 Cara Menentukan Ukuran Rumah Adat Banjar
• 6 Filosofi Rumah Adat Banjar
o 6.1 Dwitunggal Semesta
o 6.2 Pohon Hayat
o 6.3 Payung
o 6.4 Simetris
o 6.5 Kepala-Badan-Kaki
o 6.6 Tata Nilai Ruang
o 6.7 Tawing Halat/Seketeng
o 6.8 Denah Cacak Burung
• 7 Referensi
• 8 Lihat pula
• 9 Pranala luar
• 10 Rujukan

Jenis-jenis Rumah Adat Banjar
• Rumah Bubungan Tinggi
• Rumah Gajah Baliku
• Rumah Gajah Manyusu
• Rumah Balai Laki
• Rumah Balai Bini
• Rumah Palimbangan
• Rumah Palimasan (Rumah Gajah
• Rumah Cacak Burung/Rumah Anjung Surung
• Rumah Tadah Alas
• Rumah Lanting
• Rumah Joglo Gudang
• Rumah Bangun Gudang
Sejarah dan Perkembangan Rumah Adat Banjar
Rumah adat Banjar, biasa disebut juga dengan Rumah Bubungan Tinggi karena bentuk pada bagian atapnya yang begitu lancip dengan sudut 45º.
Bangunan Rumah Adat Banjar diperkirakan telah ada sejak abad ke-16, yaitu ketika daerah Banjar di bawah kekuasaan Pangeran Samudera yang kemudian memeluk agama Islam, dan mengubah namanya menjadi Sultan Suriansyah dengan gelar Panembahan Batu Habang.
Sebelum memeluk agama Islam Sultan Suriansyah tersebut menganut agama Hindu. Ia memimpin Kerajaan Banjar pada tahun 1596–1620.
Pada mulanya bangunan rumah adat Banjar ini mempunyai konstruksi berbentuk segi empat yang memanjang ke depan.
Namun perkembangannya kemudian bentuk segi empat panjang tersebut mendapat tambahan di samping kiri dan kanan bangunan dan agak ke belakang ditambah dengan sebuah ruangan yang berukuran sama panjang. Penambahan ini dalam bahasa Banjar disebut disumbi.
Bangunan tambahan di samping kiri dan kanan ini tamapak menempel (dalam bahasa Banjar: Pisang Sasikat) dan menganjung keluar.
Bangunan tambahan di kiri dan kanan tersebut disebut juga anjung; sehingga kemudian bangunan rumah adat Banjar lebih populer dengan nama Rumah Ba-anjung.
Sekitar tahun 1850 bangunan-bangunan perumahan di lingkungan keraton Banjar, terutama di lingkungan keraton Martapura dilengkapi dengan berbagai bentuk bangunan lain.
Namun Rumah Ba-anjung adalah bangunan induk yang utama karena rumah tersebut merupakan istana tempat tinggal Sultan.
Bangunan-bangunan lain yang menyertai bangunan rumah ba-anjung tersebut ialah yang disebut dengan Palimasan sebagai tempat penyimpanan harta kekayaan kesultanan berupa emas dan perak.
Balai Laki adalah tempat tinggal para menteri kesultanan, Balai Bini tempat tinggal para inang pengasuh, Gajah Manyusu tempat tinggal keluarga terdekat kesultanan yaitu para Gusti-Gusti dan Anang.
Selain bangunan-bangunan tersebut masih dijumpai lagi bangunan-bangunan yang disebut dengan Gajah Baliku, Palembangan, dan Balai Seba.
Pada perkembangan selanjutnya, semakin banyak bangunan-bangunan perumahan yang didirikan baik di sekitar kesultanan maupun di daerah-daerah lainnya yang meniru bentuk bangunan rumah ba-anjung.
Sehingga pada akhirnya bentuk rumah ba-anjung bukan lagi hanya merupakan bentuk bangunan yang merupakan ciri khas kesultanan (keraton), tetapi telah menjadi ciri khas bangunan rumah penduduk daerah Banjar.
Rumah Adat Banjar di Kalteng dan Kaltim



Rumah Baanjung tipe Rumah [Gajah] Balai Bini di Kecamatan Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
Kemudian bentuk bangunan rumah ba-anjung ini tidak saja menyebar di daerah Kalimantan Selatan, tetapi juga menyebar sampai-sampai ke daerah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
Sekalipun bentuk rumah-rumah yang ditemui di daerah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur mempunyai ukuran yang sedikit berbeda dengan rumah Ba-anjung di daerah Banjar, namun bentuk bangunan pokok merupakan ciri khas bangunan rumah adat Banjar tetap kelihatan.
Di Kalimantan Tengah bentuk rumah ba-anjung ini dapat dijumpai di daerah Kotawaringin Barat, yaitu di Pangkalan Bun, Kotawaringin Lama dan Kumai.
Menyebarnya bentuk rumah adat Banjar ke daerah Kotawaringin ialah melalui berdirinya Kerajaan Kotawaringin yang merupakan pemecahan dari wilayah Kerajaan Banjar ketika diperintah oleh Sultan Musta’inbillah.
Sultan Musta’inbillah memerintah sejak tahun 1650 sampai 1672, kemudian ia digantikan oleh Sultan Inayatullah.
Kerajaan Kotawaringin yang merupakan pemecahan wilayah Kerajaan Banjar tersebut diperintah oleh Pangeran Dipati Anta Kesuma sebagai sultannya yang pertama.
Menyebarnya bentuk rumah adat Banjar sampai ke daerah Kalimantan Timur disebabkan oleh banyaknya penduduk daerah Banjar yang merantau ke daerah ini, yang kemudian mendirikan tempat tinggalnya dengan bentuk bangunan rumah ba-anjung sebagaimana bentuk rumah di tempat asal mereka.
Demikianlah pada akhirnya bangunan rumah adat Banjar atau rumah adat ba-anjung ini menyebar kemana-mana, tidak saja di daerah Kalimantan Selatan, tetapi juga di daerah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
Kondisi Rumah Adat Banjar
Akan tetapi sekarang dapat dikatakan bahwa rumah ba-anjung atau rumah Bubungan Tinggi yang merupakan arsitektur klasik Banjar itu tidak banyak dibuat lagi.
Sejak tahun 1930-an orang-orang Banjar hampir tidak pernah lagi membangun rumah tempat tinggal mereka dengan bentuk rumah ba-anjung.
Masalah biaya pembangunan rumah dan masalah areal tanah serta masalah mode nampaknya telah menjadi pertimbangan yang membuat para penduduk tidak mau membangun lagi rumah-rumah mereka dengan bentuk rumah ba-anjung.
Banyak rumah ba-anjung yang dibangun pada tahun-tahun sebelumnya sekarang dirombak dan diganti dengan bangunan-bangunan bercorak modern sesuai selera zaman.
Tidak jarang dijumpai di Kalimantan Selatan si pemilik rumah ba-anjung justru tinggal di rumah baru yang (didirikan kemudian) bentuknya sudah mengikuti mode sekarang.
Apabila sekarang ini di daerah Kalimantan Selatan ada rumah-rumah penduduk yang mempunyai gaya rumah adat ba-anjung, maka dapatlah dipastikan bangunan tersebut didirikan jauh sebelum tahun 1930.
Untuk daerah Kalimantan Selatan masih dapat dijumpai beberapa rumah adat Banjar yang sudah sangat tua umurnya seperti di Desa Sungai Jingah, Kampung Melayu Laut di Melayu, Banjarmasin Tengah, Banjarmasin, Desa Teluk Selong Ulu, Maratapura, Banjar, Desa Dalam Pagar), Desa Tibung, Desa Gambah (Kandangan), Desa Birayang (Barabai), dan di Negara.
Masing-masing rumah adat tersebut sudah dalam kondisi yang amat memprihatinkan, banyak bagian-bagian rumah tersebut yang sudah rusak sama sekali.
Pemerintah sudah mengusahakan subsidi buat perawatan bangunan-bangunan tersebut. Namun tidak jarang anggota keluarga pemilik rumah menolak subsidi tersebut karena alasan-alasan tertentu , seperti malu atau gengsi. Karena merasa dianggap tidak mampu merawat rumahnya sendiri.
Bagaimanapun keadaan rumah-rumah tersebut, dari sisa-sisa yang masih bisa dijumpai dapat dibayangkan bagaimana artistiknya bangunan tersebut yang penuh dengan berbagai ornamen menarik.
Bagian dan Konstruksi Rumah Tradisonal Banjar
Pondasi, Tiang dan Tongkat
Keadaan alam yang berawa-rawa di tepi sungai sebagai tempat awal tumbuhnya rumah tradisional Banjar, menghendaki bangunan dengan lantai yang tinggi. Pondasi, tiang dan tongkat dalam hal ini sangat berperan. Pondasi sebagai konstruksi paling dasar, biasanya menggunakan kayu Kapur Naga atau kayu Galam. Tiang dan tongkat menggunakan kayu ulin, dengan jumlah mencapai 60 batang untuk tiang dan 120 batang untuk tongkat.
Kerangka
Kerangka rumah ini biasanya menggunakan ukuran tradisional depa atau tapak kaki dengan ukuran ganjil yang dipercayai punya nilai magis / sakral. Bagian-bagian rangka tersebut adalah :
1. susuk dibuat dari kayu Ulin.
2. Gelagar dibuat dari kayu Ulin, Belangiran, Damar Putih.
3. Lantai dari papan Ulin setebal 3 cm.
4. Watun Barasuk dari balokan Ulin.
5. Turus Tawing dari kayu Damar.
6. Rangka pintu dan jendela dari papan dan balokan Ulin.
7. Balabad dari balokan kayu Damar Putih. Mbr>
8. Titian Tikus dari balokan kayu Damar Putih.
9. Bujuran Sampiran dan Gorden dari balokan Ulin atau Damar Putih.
10. Tiang Orong Orong dan Sangga Ributnya serta Tulang Bubungan dari balokan kayu Ulin, kayu Lanan, dan Damar Putih.
11. Kasau dari balokan Ulin atau Damar Putih.
12. Riing dari bilah-bilah kayu Damar putih.
Lantai
Di samping lantai biasa, terdapat pula lantai yang disebut dengan Lantai Jarang atau Lantai Ranggang. Lantai Ranggang ini biasanya terdapat di Surambi Muka, Anjung Jurai dan Ruang Padu, yang merupakan tempat pembasuhan atau pambanyuan. Sedangkan yang di Anjung Jurai untuk tempat melahirkan dan memandikan jenazah. Biasanya bahan yang digunakan untuk lantai adalah papan ulin selebar 20 cm, dan untuk Lantai Ranggang dari papan Ulin selebar 10 cm.
Dinding
Dindingnya terdiri dari papan yang dipasang dengan posisi berdiri, sehingga di samping tiang juga diperlukan Turus Tawing dan Balabad untuk menempelkannya. Bahannya dari papan Ulin sebagai dinding muka. Pada bagian samping dan belakang serta dinding Tawing Halat menggunakan kayu Ulin atau Lanan. Pada bagian Anjung Kiwa, Anjung Kanan, Anjung Jurai dan Ruang Padu, kadang-kadang dindingnya menggunakan Palupuh.
Atap
Atap bangunan biasanya menjadi ciri yang paling menonjol dari suatu bangunan. Karena itu bangunan ini disebut Rumah Bubungan Tinggi. Bahan atapnya terbuat dari sirap dengan bahan kayu Ulin atau atap rumbia.
Ornamentasi (Ukiran)
Penampilan rumah tradisional Bubungan Tinggi juga ditunjang oleh bentuk-bentuk ornamen berupa ukiran. Penempatan ukiran tersebut biasanya terdapat pada bagian yang konstruktif seperti tiang, tataban, pilis, dan tangga. Sebagaimana pada kesenian yang berkembang dibawah pengaruh Islam, motif yang digambarkan adalah motif floral (daun dan bunga). Motif-motif binatang seperti pada ujung pilis yang menggambarkan burung enggang dan naga juga distilir dengan motif floral. Di samping itu juga terdapat ukiran bentuk kaligrafi. Kaligrafi Arab merupakan ragam hias yang muncul belakangan yang memperkaya ragam hias suku Banjar. (Museum Lambung Mangkurat - Banjarbaru, "Rumah Tradisional Bubungan Tinggi dan Kelengkapannya", 1992/1993)
Pengaruh Sistem Religi dan Sistem Pengetahuan
Meskipun orang Banjar sudah memeluk Islam, namun dalam kegiatan sehari-hari yang sehubungan dengan kebudayaan masih melekat unsur aninisme, Hindu-Buddha yang berkembang sebagai dasar adat pada masa lalu. Akan tetapi hal itu tidak secara keseluruhan. Religi yang dianggap asal adalah dari Kaharingan yang dikembangkan oleh orang Dayak. Pengaruh Hindu, Buddha, Islam maupun Kristen tidak berarti kepercayaan nenek moyang dengan segala upacara religinya hilang begitu saja. Orang-orang Dayak yang telah memeluk Islam dianggap sebagai Suku Bangsa Banjar dan tidak lagi menganggap dirinya sebagai suku Dayak. Suku Banjar hampir semua sendi keagamaanya didasarkan pada sentimen keagamaan yang bersumber pada ajaran Islam. Jadi setiap setiap rumah tangga memiliki peralatan yang berhubungan dengan pelaksanaan keagamaan. Demikian pula pada rumah tradisional Banjar banyak dilengkapi dengan ukiran yang berkaitan dengan persaudaraan, persatuan, kesuburan, maupun khat-khat kaligrafi Arab yang bersumber dari ajaran Islam seperti dua kalimat syahadat, nama-nama Khalifah, Shalawat, atau ayat-ayat tertentu dalam Al-Qur'an.
Namun ukiran-ukiran di rumah Banjar juga masih ada yang berhubungan dengan kepercayaan Kaharingan, Aninisme, Dinanisme, maupun Hindu-Buddha, misalnya swastika, enggang, naga dan sebagainya
Cara Menentukan Ukuran Rumah Adat Banjar
Cara Menentukan Ukuran Rumah Adat Banjar dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
1. Panjang dan lebar rumah ditentukan ukuran depa suami dalam jumlah ganjil. (Depdikbud, Brotomoeljono, Rumah Tradisional Kalimantan Selatan, 1986 : 87)
2. Dihitung dengan mengambil gelagar pilihan, kemudian dihitungkan dengan perhitungan gelagar, geligir, gelugur. Bila hitungannya berakhir dengan geligir atau gelugur maka itu pertanda tidak baik sehingga harus ditutup dengan gelagar. Hitungan gelagar akan menyebabkan rumah dan penghuninya mendapatkan kedamaian dan keharmonisan. (Depdikbud, Brotomoeljono, Rumah Tradisional Kalimantan Selatan, 1986 : 87)
3. Cara lain menurut Alfani Daud, MA. (1997 : 462); Ukuran panjang dan lebar rumah dilambangkan delapan ukuran lambang binatang yaitu naga, asap, singa, anjing, sapi, keledai, gajah, gagak. Panjang ideal dilambangkan naga dan lebarnya dilambangkan gajah.Yang tidak baik ialah lambang binatang asap, anjing, keledai, atau gagak. (Jumlah) panjang depa seseorang yang membangun rumah dibagi delapan mewakili binatang berturut-turut seperti tersebut terdahulu. (Tiap depa dikalikan 12). Bila panjang rumah 6 depa, berarti 6 x 12 ukuran atau 72 ukuran, maka jika ukurannya dilambangkan oleh binatang naga, haruslah ditambah 1/12 depa lagi. Untuk memperoleh ukuran lambang gajah, panjang itu harus ditambah 7/12 depa atau dikurangi 1/12 depa. (Alfani Daud, MA, Islam dan Masyarakat Banjar, 1997 : 462)
Filosofi Rumah Adat Banjar
Pemisahan jenis dan bentuk rumah Banjar sesuai dengan filsafat dan religi yang bersumber pada kepercayaan Kaharingan pada suku Dayak bahwa alam semesta yang terbagi menjadi 2 bagian, yaitu alam atas dan alam bawah.Rumah Bubungan Tinggi merupakan lambang mikrokosmos dalam makrokosmos yang besar.Penghuni seakan-akan tinggal di bagian dunia tengah yang diapit oleh dunia atas dan dunia bawah. Di rumah mereka hidup dalam keluarga besar, sedang kesatuan dari dunia atas dan dunia bawah melambangkan Mahatala dan Jata (suami dan isteri).
Dwitunggal Semesta
Pada peradaban agraris, rumah dianggap keramat karena dianggap sebagai tempat bersemayam secara ghaib oleh para dewata seperti pada rumah Balai suku Dayak Bukit yang berfungsi sebagai rumah ritual. Pada masa Kerajaan Negara Dipa sosok nenek moyang diwujudkan dalam bentuk patung pria dan wanita yang disembah dan ditempatkan dalam istana. Pemujaan arwah nenek moyang yang berwujud pemujaan Maharaja Suryanata dan Puteri Junjung Buih merupakan simbol perkawinan (persatuan) alam atas dan alam bawah Kosmogoni Kaharingan-Hindu. Suryanata sebagai manifestasi dewa Matahari (Surya) dari unsur kepercayaan Kaharingan-Hindu, matahari yang menjadi orientasi karena terbit dari ufuk timur (orient) selalu dinantikan kehadirannya sebagai sumber kehidupan, sedangkan Puteri Junjung Buih berupa lambang air, sekaligus lambang kesuburan tanah berfungsi sebagai Dewi Sri di Jawa. Pada masa tumbuhnya kerajaan Hindu, istana raja merupakan citra kekuasaan bahkan dianggap ungkapan berkat dewata sebagai pengejawantahan lambang Kosmos Makro ke dalam Kosmos Mikro. Puteri Junjung Buih sebagai perlambang "dunia Bawah" sedangkan Pangeran Suryanata perlambang "dunia atas". Pada arsitektur Rumah Bubungan Tinggi pengaruh unsur-unsur tersebut masih dapat ditemukan. Bentuk ukiran naga yang tersamar/didestilir (bananagaan) melambangkan "alam bawah" sedangkan ukiran burung enggang melambangkan "alam atas".
Pohon Hayat
Wujud bentuk rumah Banjar Bubungan Tinggi dengan atapnya yang menjulang ke atas merupakan citra dasar dari sebuah "pohon hayat" yang merupakan lambang kosmis. Pohon Hayat merupakan pencerminan dimensi-dimensi dari satu kesatuan semesta. Ukiran tumbuh-tumbuhan yang subur pada Tawing Halat (Seketeng) merupakan perwujudan filosofi "pohon kehidupan" yang oleh orang Dayak disebut Batang Garing dalam kepercayaan Kaharingan yang pernah dahulu berkembang dalam kehidupan masyarakat Kalimantan Selatan pada periode sebelumnya.
Payung
Wujud bentuk rumah Banjar Bubungan Tinggi dengan atapnya yang menjulang ke atas merupakan sebuah citra dasar sebuah payung yang menunjukkan suatu orientasi kekuasaan ke atas. Payung juga menjadi perlambang kebangsawanan yang biasa menggunakan "payung kuning" sebagai perangkat kerajaan. Payung kuning sebagai tanda-tanda kemartabatan kerajaan Banjar diberikan kepada para pejabat kerajaan di suatu daerah.
Simetris
Wujud bentuk rumah Banjar Bubungan Tinggi yang simetris, terlihat pada bentuk sayap bangunan atau anjung yang terdiri atas Anjung Kanan dan Anjung Kiwa. Hal ini berkaitan dengan filosofi simetris (seimbang) dalam pemerintahan Kerajaan Banjar, yang membagi kementerian, menjadi Mantri Panganan (Kelompok Menteri Kanan) dan Mantri Pangiwa (Kelompok Menteri Kiri), masing-masing terdiri atas 4 menteri, Mantri Panganan bergelar 'Patih' dan Mantri Pangiwa bergelar 'Sang', tiap-tiang menteri memiliki pasukan masing-masing. KOnsep simetris ini tercermin pada rumah bubungan tinggi.
Kepala-Badan-Kaki
Bentuk rumah Bubungan Tinggi diibaratkan tubuh manusia terbagi menjadi 3 bagian secara vertikal yaitu kepala, badan dan kaki. Sedangkan anjung diibaratkan sebagai tangan kanan dan tangan kiri yaitu anjung kanan dan anjung kiwa (kiri).
Tata Nilai Ruang
Pada rumah Banjar Bubungan Tinggi (istana) terdapat ruang Semi Publik yaitu Serambi atau surambi yang berjenjang letaknya secara kronologis terdiri dari surambi muka, surambi sambutan, dan terakhir surambi Pamedangan sebelum memasuki pintu utama (Lawang Hadapan) pada dinding depan (Tawing Hadapan ) yang diukir dengan indah. Setelah memasuki Pintu utama akan memasuki ruang Semi Private. Pengunjung kembali menapaki lantai yang berjenjang terdiri dari Panampik Kacil di bawah, Panampik Tangah di tengah dan Panampik Basar di atas pada depan Tawing Halat atau "dinding tengah" yang menunjukkan adanya tata nilai ruang yang hierarkis. Ruang Panampik Kecil tempat bagi anak-anak, ruang Panampik Tangah sebagai tempat orang-orang biasa atau para pemuda dan yang paling utama adalah ruang Panampik Basar yang diperuntukkan untuk tokoh-tokoh masyarakat, hanya orang yang berpengetahuan luas dan terpandang saja yang berani duduk di area tersebut. Hal ini menunjukkan adanya suatu tatakrama sekaligus mencerminkan adanya pelapisan sosial masyarakat Banjar tempo dulu yang terdiri dari lapisan atas adalah golongan berdarah biru disebut Tutus Raja (bangsawan) dan lapisan bawah adalah golongan Jaba (rakyat) serta diantara keduanya adalah golongan rakyat biasa yang telah mendapatkan jabatan-jabatan dalam Kerajaan beserta kaum hartawan.
Tawing Halat/Seketeng
Ruang dalam rumah Banjar Bubungan Tinggi terbagi menjadi ruang yang bersifat private dan semi private. Diantara ruang Panampik Basar yang bersifat semi private dengan ruang Palidangan yang bersifat private dipisahkan oleh Tawing Halat artinya "dinding pemisah", kalau di daerah Jawa disebut Seketeng. Jika ada selamatan maupun menyampir (nanggap) Wayang Kulit Banjar maka pada Tawing Halat ini bagian tengahnya dapat dibuka sehingga seolah-olah suatu garis pemisah transparan antara dua dunia (luar dan dalam) menjadi terbuka. Ketika dilaksanakan "wayang sampir" maka Tawing Halat yang menjadi pembatas antara "dalam" (Palidangan) dan luar (Paluaran/Panampik Basar) menjadi terbuka. Raja dan keluarganya serta dalang berada pada area "dalam" menyaksikan anak wayang dalam wujud aslinya sedangkan para penonton berada di area "luar" menyaksikan wayang dalam bentuk bayang-bayang.
Denah Cacak Burung
Denah Rumah Banjar Bubungan Tinggi berbentuk "tanda tambah" yang merupakan perpotongan dari poros-poros bangunan yaitu dari arah muka ke belakang dan dari arah kanan ke kiri yang membentuk pola denah Cacak Burung yang sakral. Di tengah-tengahnya tepat berada di bawah konstruksi rangka Sangga Ribut di bawah atap Bubungan Tinggi adalah Ruang Palidangan yang merupakan titik perpotongan poros-poros tersebut. Secara kosmologis maka disinilah bagian paling utama dari Rumah Banjar Bubungan Tinggi. Begitu pentingnya bagian ini cukup diwakili dengan penampilan Tawing Halat (dinding tengah) yang penuh ukiran-ukiran (Pohon Hayat) yang subur makmur. Tawing Halat menjadi fokus perhatian dan menjadi area yang terhormat. Tawang Halat melindungi area "dalam" yang merupakan titik pusat bangunan yaitu ruang Palidangan (Panampik Panangah).

Senin, 21 Maret 2011

Ep #6 : The Ex ( Sang Mantan ) CCC



Kedatangan Gladis kembali ke Jakarta membuat Rafael dan anak-anak SMASH terkejut. Lebih-lebih mengetahui kalau Gladis masih menganggap Rafael sebagai pacarnya. Padahal Rafael sudah menganggapnya sebagai mantan pacar karena mereka sudah lost contact selama hampir 2 tahun. Morgan berhasil mencegah pertemuan Putri dengan Gladis malam itu. Dan akhirnya berkat Morgan juga, Rafael bisa menghindar dari Gladis. Gladis sendiri agak kecewa karena malam itu ia hanya bertemu Rafael sebentar.

Setelah program pertukaran pelajarnya selesai, kini saatnya Gladis kembali ke SMA Harapan. Rafael yang tak mau mengecewakan Putri lagi, berusaha menghindari Gladis di tengah hubungannya dengan Putri. Gladis pun heran dengan Rafael yang selalu menghindarinya. Anak-anak SMASH sendiri selalu melindungi Rafael. Namun bagi mereka, Rafael harus cepat-cepat menentukan siapa yang harus dipilihnya. Apakah itu Gladis atau Putri, sebelum keduanya terlanjur sakit hati.

Mulai Tayang: Jumat, 25 Maret 2011 wib hanya di Trans TV

Jumat, 18 Maret 2011

song"CINTA DAN BENCI "geisha


bagaimana cara membuatmu bahagia
nyaris ku menyerah jalani semua
tlah berbagai kata ku ungkap percuma
agar kau percaya cintaku berharga
tak kuat ku menahanmu, mempertahankan cintaku
namun kau begitu saja, tak pernah merindu
reff:
sungguh aku tak bisa, sampai kapanpun tak bisa
membenci dirimu, sesungguhnya aku tak mampu
sulit untuk ku bisa, sangat sulit ku tak bisa
memisahkan segala cinta dan benci yang ku rasa
apa kau mengerti ku sedih sendiri
tanpa ada kamu ku merasa sepi
tlah lama ku menantimu, diam sendiri menunggu
setengah hati mencinta, ku sakit karenamu
repeat reff
woo ooo ku sakit karenamu
sungguh aku tak bisa, sampai kapanpun tak bisa
membenci dirimu, sesungguhnya aku tak mampu
sulit untuk ku bisa, sangat sulit ku tak bisa
memisahkan segala cinta dan benci
sungguh aku tak bisa membenci dirimu
sesungguhnya aku tak mampu
sungguh aku tak bisa, sampai kapanpun tak bisa
memisahkan segala cinta dan benci ooo
cinta dan benci ooo yang ku rasa

Kerjasama ekonomi internasional

Kerjasama ekonomi internasional
Kerjasama internasional terbagi dalam 2 kelompok, yaitu:
a. kerjasama bilateral: kerjasama yang dilakukan oleh dua Negara. missal kerjasama antara Indonesia
dengan Malaysia dalam penyaluran tenaga kerja, dll
b. kerjasama multilateral: kerjasama yang dilakukan lebih dari 2 negara. kerjasama multilateral ini
terbagi dalam:
1. Kerjasama regional: kerjasama antar Negara dalam satu kawasan. contoh:
- ASEAN (Association of Southeast Asian Nations). Tujuan: mempercepat pertumbuhan ekonomi, dan
perkembangan kebudayaan diwilayah asia tenggara berdasarkan semagat kebersamaan, persekutuan dan
hidup damai, bekerjasama secara efektif dalam memanfaatkan bidang pertanian dan industri. lima negara
pendiri ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Pada perkembangannya, lima
negara Asia Tenggara lainnya yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam ikut
bergabung dalam ASEAN.
- AFTA (asean free trade area). Tujuan: membangun kekuatan ekonomi serta meningkatkan pembangunan
ekonomi di kawasan ASEAN.
- EU (European union/ kerjasama untuk menghilangkan berbagai hambatan perdagangan dinegara-negara
anggota dan membentuk pasar bersama/ perdagangan bebas ekonomi dan perdagangan di eropa)
- NAFTA (north American free trade agreement), APEC (asia pacific economic cooperation/ kerjasama
ekonomi regional dan perdagangan bebas diantara Negara-negara berbatasan dengan lautan pasifik untuk
meningkatkan kerjasama dalam bidang perdagangan dan investasi),
EFTA (European free trade area), LAILA (latin American intergration association),
- ADB (Asean development bank). Tujuan memberikan pinjaman dana dan bantuan teknik kepada Negara-
negara di asia yang sedang membangu dengan cara memberikan pinjaman lunak.
2. Kerjasama ekonomi internasional di bawah PBB, terdiri dari:
- IBRD ( international bank for reconstruction and development) atau world bank tujuan
memberikan kredit modal jangka panjang/ jangka pendek kepada Negara berkembang untuk
membiayai pembangunan. IBRD bermarkas di amerika serikat
- IMF (international monetary fund) tujuan kerjasama internasional dibidang ekonomi, keuangan
dan perdagangan. IMF bermarkas di amerika serikat
- UNDP ( united nations development program) adalah badan PBB yang memberikan sumbangan
untuk membiayai program-program pembangunan ( masalah buta huruf, kemiskinan) khususnya
dinegara berkembang. UNDP bermarkas di amerika serikat
- FAO (food and agriculture organization) adalah organisasi pangan dan pertanian dunia.
bermarkas di roma italia
- ILO (international labou organization) adalah organisasi perburuhan dunia. bermarkas di
jenewa swiss
- GATT (general agreemen on tariffs and trade) dirubah jadi WTO (world trade organization)
adalah organisasi perdagangan bebas dunia. bermarkas di jenewa swiss
- UNCTAD ( united nations coference on trade ang development) adalah forum khusus membahas
masalah perdagangan internasional. bermarkas di jenewa swiss.
- OPEC ( Organization of Pertloeum Exporting Countries). Markas di Wina Australia. Tujuan mengadakan
pengaturan kouta produksi dan distribusi di antara anggota-anggota agar terjadi kestabilan harga minyak
dunia.
- WTO (World trade organization). Tujuan menghilangkan atau mengurangi hambatan-hambatan
perdagangan antar Negara (tariff dan bea masuk) dan memberikan konsultasi penyelesaian pertikaian
perdagangan antarnegara kepada Negara-negara anggota.

3. Kerjasama ekonomi internasional non PBB, terdiri dari:
- IGGI ( inter-governmental group on Indonesia) adalah kelompok Negara maju yang memberikan
pinjaman bagi Indonesia untuk membiayai pembangunan. IGGI diganti dengan nama CGI
- ADB ( asian development bank) adalah bank pembangunan di asia yang memberikan pinjaman
lunak untuk membiayai pembangunan. bermarkas di manila, Filipina
- IDB (Islamic development bank)

• Kurs mata uang asing: perbandingan nilai antara mata uang dalam negeri dengan mata uang asing . kurs terbagi atas kurs jual dan kurs beli. Kurs jual adalah kurs yang diberlakukan apabila bank menjual mata uang asing. Misal rina mau pergi ke USA ia menukarkan uang RP 5.000.000. Jika kurs jual US$ 1= Rp 10.000 dan kurs beli US$ 1= Rp 9500. Maka berapa uang yang diterima rina? Rp 5.000.000:10.000= US$500 kurs beli adalah kurs yang diberlakukan apabila bank membeli mata uang asing. Misal rina mempunyai uang US$ 500 dan mau ditukar dengan uang rupiah, maka berapa uang yang diterima rina? US$ 500 x 9500 = Rp 47.500.000

KEBUDAYAAN

Budaya atau kebudayaan berasal dari
merupakan bentuk jamak dari
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut
bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yangbuddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
culture
diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata
diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisaculture juga kadang
Budaya dalam pengertian yang luas adalah pancaran daripada budi dan daya. Seluruh
apa yang difikir, dirasa dan direnung diamalkan dalam bentuk daya menghasilkan
kehidupan. Budaya adalah cara hidup sesuatu bangsa atau umat. Budaya tidak lagi
dilihat sebagai pancaran ilmu dan pemikiran yang tinggi dan murni dari sesuatu bangsa
untuk mengatur kehidupan berasaskan peradaban.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah
sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang
kemudian disebut sebagai
mengandung keseluruhan pengertian,
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual
dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaansuperorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaannilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
Upacara kedewasaan dari suku
WaYao di Malawi, Afrika.
Menurut
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang
sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman
Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yang
mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan
yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah bendabenda
yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku
dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat

BROMO (spesial english)

Along time ago, there lived a beautiful woman by the name Roro Anteng. She was a reknown beauty and had attracted the attention of an evil gaint. Because the evil giant possed extraordinary magical powers, Roro Anteng dered not reject the giant’s advances when he proposed to her. Roro Anteng thought of a plan get away from the marriage whitout offending the giant. In order to get hand in marriage, the giant had to fulfill her wishes.
Roro Anteng concocted a difficult request in hopes that the giant didn’t have the power to fulfill it. She had asked him to make her a sandy, desert in between the mountains in one night and before the break of dawn.
Unfortunately for her the giant magical and swifty begin to work his powers and was near completing her wishes. The fast thinking Roro quickly thought of an idea to distrupt the completion, she made all sorts of noises that woke up the roosters. The roosters began to crow bringing dawn.
On haering the roosters’s call’s, which signalled the break of dawn, the giant was shocked for having failed his task. Frustrased he threw the coconut shell that he used to dig the desert, the shell fell to the ground beside mount Bromo, forming what is now knows as mount batok(coconut shell). The sandy plain was form the Tengger caldera.
The story continues with Roro Anteng falling in love with Joko Seger, a descendant of the great Majapahit kingdom,who had idea reclusive life on the desolate mountain range.
They were married, living happily blessed with many children. Their children and their descendents formed the tribal community of the Tengger (taken from the name ‘Roro Anteng and Joko Seger’).
This was the story of how the Tenggerese tribe came and how they lived the lands.






THE END

KENANGAN ALAM( puisi)

Udara yang sejuk sudah tak ada
Hijau yang rimbun telah binasa
Biru yang jernih kini tak berdaya
Pesona yang indah pun entah kemana

Kini aku kesepian
Rasanya seperti menggenggam kegelapan
Hanya sendiri bersama hujan
Dalam kejenuhan

Ini semua perbuatan kalian
Yang tak hentinya merusak bumi ini
Sikap kalian yang tak memperdulikan
Sungguh egois penuh kekejian

Kini masihkah ada harapan
Tuk berikan kesempatan
Bumi kita bernafas lebih lama

Atau………….

Semua keinginan
Dan semua impian
Akan pupuh di tengah jalan
Jadi penuh kehancuran
Dan kini yang ada tinggal kenangan juga penyesalan







By: Rona Sekar & Maulidia Rachma.

Kamis, 17 Maret 2011

Profil SM*SH


Born: 25 May 1990, Singkawang, West Kalimantan
Zodiac : Gemini
Favourite Singer : Justin Timberlake, Rihanna, Christina Aguilera
Education: Information&Technology, Universitas Bina Nusantara, Jakarta
Favourite Song : Breathless, Shayne Ward
Favourite Food : French Fries
Favourite Actress : Sandra Dewi


Born : 6 January 1988, Voorburg, Belanda
Zodiac : Capricorn
Favourite Singer : Stevie Wonder
Education : Fakultas Hukum, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
Favourite Song : Because of You, Keith Martin
Favourite Food : French Fries
Favourite Actress : Beyonce, Agnes Monica



Born: 16 November 1986, Garut
Zodiac : Scorpio
Favourite Singer : Mulan Jameela
Education : Univ. Maranatha
Favourite Song : If You’re Not the One, Daniel Bedingfield
Favourite Food : Jajanan pasar



Born: 18 June 1993, Bandung
Zodiac : Gemini
Favourite Singer : Stevie Wonder
Education : SMA BPI 1, Bandung
Favourite Song : All 2NE1's song and Lady Gaga
Favourite Food : Jajanan yang pedas
Favourite Actress : Rihanna

Born: 21 March 1994, Kendari, South East Sulawesi
Zodiac : Aries
Favourite Singer : Ne Yo
Education : SMAN 6, Bandung
Favourite Song : Nothin on You, Keith Martin
Favourite Food : Siomay
Favourite Actress : Sandara 2NE1, Katy Perry, Agnes Monica


Born: 29 August 1995, Kendari, South East Sulawesi
Zodiac : Virgo
Favourite Singer : Gita Gutawa, Hayley Nichole Williams
Education : SMAN 1, Bandung
Favourite Song : That’s What You Get – Paramore
Favourite Food : French Fries khas SMAN1 and chicken katsu
Favourite Actress : Putri Titian



Born : 27 November 1990 Bandung
Zodiac : Sagitarius
Favourite Singer : Jason Mraz, Chris Brown, Hyun Ah
Favourite Song : All Songs
Favourite Food : Cuankie, pecel, ice chocolate, teh manis
Favourite Actress : Poppy Sovia, Zoey Deschanel

Kamis, 10 Maret 2011

BROKEN so sick :'(




Kutuliskan kesedihan
Semua tak bisa kau ungkapkan
Dan kita kan bicara dengan hatiku

Buang semua puisi
Antara kita berdua
Kau bunuh dia sesuatu
Yang kusebut itu cinta

Chorus:
Yakinkan aku Tuhan
Dia bukan milikku
Biarkan waktu waktu
Hapus aku…

Sadarkan aku Tuhan
Dia bukan milikku
Biarkan waktu waktu
Hapus aku…

Persahabatan itu 'INDAH' :)





umpama sebuah taman yang indah,
yang didalamnya terdapat berbagai-bagai jenis bunga
yang mempunyai bermacam-maca bau dan warnanya.
Namun jika ianya tidak dijagai dan dibajai,
maka lambat laun ia akan layu dan mati juga...
Dan memelihara persahabatan itu umpama engkau menggengam seekor burung merpati.
Jika engkau memegangnya terlalu kemas ia akan mati kelemasan,
jika engkau menggenggamnya terlalu longgar ia akan terlepas dan terbang pergi.
Jika engkau menyangkarnya pula ,
ia akan menderita namun jika engkau melepaskannya terbang bebas,
ia akan menjadi liar denganmu.
Namun , walau ianya menyusahkan dan memenatkan.
Percayalah dengan sepenuh hatimu. Yang persahabatan itu sangat indah.
Dan masih terlalu banyak yang manis didalamnya.

Selasa, 08 Maret 2011

profil pemain 'BREAD LOVE AND DREAM'



ღ Profile
Name: Yoon Shi Yoon
Korean: 윤시윤
Birthdate: September 26, 1986
Birthplace: Incheon, South Korea
Height: 178cm
Star sign: Libra
Talent agency: Taxi Entertainment


Joo Won Profile

* Name: 주원 / Joo Won
* Real name: 문준원 / Moon Joon Won
* Profession: Actor
* Birthdate: 30 Sep1987
* Height: 185 cm
* Weight: 68 kg
* Star sign: Libra
* Talent agency: Sim Entertainment


Eugene Kim Profile and Biography
Stage name: Eugene
Real name: 김유진 / Kim Yoo Jin (Gim Yu Jin)
Nickname: Panda
Profession: Singer and actress
Birthdate: 1981-Mar-03
Birthplace: Seoul, South Korea
Height: 160cm
Weight: 47kg
Star sign: Pisces
Blood type: A
Family: One younger sister


* Blood Type: * Name: Lee Young-Ah / Lee Young-A
* Hangul: ???
* Birthdate: October 23, 1984
* Birthplace: South Korea
* Height: 165cm

MY FAVORITE MUSIC :)



~Nidji Jangan Lupakan

ku berjalan terus tanpa henti
dan dia pun kini telah pergi
ku berdoa di tengah indahnya dunia
ku berdoa untuk dia yang ku rindukan
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
memohon untuk tetap tinggal
dan jangan engkau pergi lagi
berselimut di tengah dingin dunia
berselimut dengan dia yang ku rindukan

would it be nice to hold you
would it be nice to take you home
would it be nice to kiss you

memohon untuk tetap tinggal
dan jangan engkau pergi lagi
bernyanyilah na na na na na
bernyanyilah untuk dia yang ku rindukan

would it be nice to hold you
would it be nice to take you home
would it be nice to kiss you
[2x]

jangan pernah lupakan aku
jangan hilangkan diriku
jangan pernah lupakan aku
jangan hilangkan diriku
jangan pernah lupakan aku
jangan pergi dari aku

~Bondan ft. Fade2Black – Kita Selamanya
eiyo… it’s not the end, it’s just beginning
titz:
ok… detak detik tirai mulai menutup panggung
tanda skenario… eyo… baru mulai diusung
lembaran kertas barupun terbuka
tinggalkan yang lama, biarkan sang pena berlaga
kita pernah sebut itu kenangan tempo dulu
pernah juga hilang atau takkan pernah berlalu
masa jaya putih biru atau abu-abu (hey)
memori crita cinta aku, dia dan kamu

santoz:
saat dia (dia) dia masuki alam pikiran
ilmu bumi dan sekitarnya jadi kudapan
cinta masa sekolah yang pernah terjadi
dat was the moment a part of sweet memory
kita membumi, melangkah berdua
kita ciptakan hangat sebuah cerita
mulai dewasa, cemburu dan bungah
finally now, its our time to make a history

reff:
bergegaslah, kawan… tuk sambut masa depan
tetap berpegang tangan, saling berpelukan
berikan senyuman tuk sebuah perpisahan!
kenanglah sahabat… kita untuk slamanya!

satu alasan kenapa kau kurekam dalam memori
satu cerita teringat didalam hati
karena kau berharga dalam hidupku, teman
untuk satu pijakan menuju masa depan

lezz:
saat duka bersama, tawa bersama
berpacu dalam prestasi… (huh) hal yang biasa
satu persatu memori terekam
didalam api semangat yang tak mudah padam
kuyakin kau pasti sama dengan diriku
pernah berharap agar waktu ini tak berlalu
kawan… kau tahu, kawan… kau tahu kan?
beri pupuk terbaik untuk bunga yang kau simpan

back to reff:

bridge:
bergegaslah, kawan… tuk sambut masa depan
tetap berpegang tangan dan saling berpelukan
berikan senyuman tuk sebuah perpisahan!
kenanglah sahabat…

~( Geu Saram / That Person ) - Lee Seung Cheul ROMANIZATION VERSION

geu saram nal utge han saram
geu saram nal ulge han saram
geu saram ttatteutan ipsullo naege
nae simjangeul chajajun saram

geu sarang jiul su eomneunde
geu sarang ijeul su eomneunde
geu saram nae sum gateun saram
geureon sarami tteonaganeyo

geu sarama saranga apeun gaseuma
amugeotdo moreun sarama
saranghaetgo tto saranghaeseo
bonael su bakke eomneun sarama..nae saranga

nae gaseum neodeol georindedo
geu chueok nareul sewo jjilleodo
geu saram heullil nunmuri
nareul deoukdeo apeuge haneyo

geu sarama saranga apeun gaseuma

amugeotdo moreuneun sarama
nunmul daesin seulpeum daesin
nareul itgo haengbokhage sarajwo...nae saranga

urisarmi dahaeseo
uri dunun gameulttae geuttae hanbeon gieokhae

geu sarama saranga apeun gaseuma
amugeotdo moreun sarama
saranghaetgo tto saranghaeseo
bonael su bakke eomneun sarama..

nae saranga nae saranga nae saranga


~Andien – Moving On

Mungkin pernah ku menangis
mungkin diriku pernah tersakiti
namun diriku kini kembali
coba nikmati indahnya dunia
tiada lagi bayangan dirimu
yang selalu mencoba menahanku
http://lagu.bloggerceria.org/

Reff:
Bersama mentari ku bernyanyi
mewarnai hari-hari
bersama pelangi ku menari
menyambut bebasnya hati ini
tiada lagi yang mampu menghalangi
aku takkan berhenti melangkah
'cause i'm moving on

Mungkin pernah ku menangis
mungkin diriku pernah tersakiti
(namun diriku kini kembali)
coba nikmati indahnya dunia
tiada lagi bayangan dirimu
yang selalu mencoba menahanku

Kembali ke reff

Ku percaya nanti kan ada saatnya
cinta kan datang padaku lagi

(bersama mentari ku bernyanyi
mewarnai hari-hari
bersama pelangi ku menari
menyambut bebasnya hati ini)

sahabat itu 'SEGALANYA'




Sahabat itu segalanya…
Teman yang slalu ada di saat di saat kita kesepian..
Saat semua yang kita miliki dan yang ada pada diri kita telah pergi atau direbut oleh orang lain.
Yahh mungkin pada siapa kita akan mengadu??
Pada siapa kita akan mengadukan keluh kesah yang ada pada diri kita selain pada TUHAN??
Ungkapan inilah yang mungkin pantas kita ucapkan pabila kita membaca sitilik cerita di bawah ini.
Yang menghubungkan antara kedua anak manusia ini hanyalah pertemanan yang terjadi antara mulan dan nita,,
Saat terjadi bencana yang begitu dahsyat yang menghabiskan dan meluluhlantahkan semuanya..
Mereka hanya berpikir habislah semua..karena orang tua serta sanak famili yang mereka miliki pun terpaksa direnggut oleh bencana yang menimpa tersebut.terutama nita yang benar-benar merasakan akibat dan dampak dari semuanya karena hanya ialah yang selamat dari bencana ini..beruntung ia memilki teman yang begitu bersahaja yang begitu siap membantu siapa saja yang membutuhkan pertolongan..
Padahal dulu itu mereka bermusuhan Karena masalah lelaki yang tidak kunjung mereka miliki dan hanya mempermainkan satu sama lain saja yang membuat mereka saling bermusuhan.entah bagaimana caranya hingga saat ini mereka menjadi sahabat yang saling peduli terhadap satu dengan yang lain.setelah mereka sadar bahwa dalam masalah cinta itu tidak harus mengorbannkan segalanya terutama sahabat atau teman baik yang kita punya..dengan kesadaran mereka berdua,akhirnya semua terjawab dan ternyata benar bahwa mereka adalah sepasang sahabat yang sudah di ciptakan TUHAN untuk saling menjaga satu sama lain..
Karena dengan bencana tersebut sikap dan persahabatan mereka di uji untuk selalu melindungi,walaupun mereka wanita yang banyak di pandanag sebelah mata oleh para kaum lelaki tapi dengan bersatu dan bersahabat mereka bisa melewati bencana yang datang,akhirnya nita diajak mulan untuk hidup bersama keluarga mulan yang masih ada..di sana nita di rawat dan di biayai oleh keluarga mulan yang tidak mau melihat nita bersedih atas semuanya,maklumlah Karena nita juga termasuk anak yang pandai dan mempunyai potensi untuk menjadi orang yang berhasill,,,
Dan benar saja setelah beberapa tahun sekolah dan menjadi mahasisiwi yang berprestasi dan begitu lulus ia langsung bekerja di salah satu perusahaan yang cukup terkenal di tempat ia tinggall,namun sayang belum sempat ia menikmati apa yang telah ia raih dengan susah payah tiba-tiba bencana datang dengan tidak terduga,rumah yang di tempatinya bersama keluarga mulan terbakar habis karena ada hubungan arus pendek listrikk,,habislah semua tapi beruntung nita yang sudah bekerja mendapatkan hadiah rumah dari tempatnya bekerja,dan inilah saatnya nita membalas semua yang telah ia dapat dari keluarga mulan..
Demikian lah sekelumit cerita yang bias saya sampaikan mungkin bias menjadi I’tibar bagi kita semua yang membaca terutama bagi sang penulis.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More